Selasa, 28 April 2020

Comeback


Pagi pagi setelah subuh, 5 Ramadhan 1441 H

Timnas U19

Minggu ini, Saya dan dua orang teman, Vandi dan Mega, seharusnya sedang berada di Yangoon, Myanmar. Mendukung langsung perjuangan Timnas Indonesia U-19 yang bertanding di kejuaraan AFC Cup U-19 2014.

Sebagaimana rencana yang kami susun setahun yang lalu, pasca Timnas U19 menjadi juara AFF Youth Championship di Sidoarjo.

Waktu itu, euforia kemenangan memang sedang tinggi-tingginya. Maklum tim nasional Indonesia sudah lama miskin prestasi. Terakhir juara di level ASEAN tahun 1991. Lalu muncullah Timnas U19 yang memberikan harapan akan prestasi sepakbola Indonesia yang lebih baik di masa datang.

Antusiasme pendukung Timnas memang bukan tanpa alasan. Semua orang melihat perjuangan yang luar biasa yang ditunjukkan anak-anak muda Indonesia di Piala AFF U-19. Puncaknya tentu saja di final menghadapi Vietnam.

Melihat permainan Timnas Indonesia U-19 memang menyenangkan. Tim ini punya kemampuan, punya kualitas. dan yang palin penting, tim ini punya harapan.

Namun harapan tersebut perlahan kembali memudar, seiring berjalannya waktu. Seiring dengan banyaknya ujicoba berlabel "Tour Nusantara" yang makin lama makin membuat bosan. Bukan hanya penonton yang bosan namun tentu juga para pemain dan pelatih.

.
.
.
Tulisan di atas di tulis tanggal 15 Januari 2015
.
.
Sekarang, 28 April 2020 saya baru menyadari bahwa tulisan yang sudah lebih dari lima tahun yang lalu ini ternyata belum selesai

Yasudah daripada dihapus, sayang, saya naikkan saja apa adanya

Bekasi, 5 Ramadhan 1441 H

Sabtu, 24 Januari 2015

Sebuah Harapan Baru dari Presiden Baru

Zimbio.com (Claudio Villa/Getty Images Europe)
"Presiden Parma mengkonfirmasi bahwa mereka hampir saja berhasil mendapatkan tandatangan Balotelli."

Berita ini akan terdengar sangat konyol jika muncul beberapa tahun belakangan. Sebuah klub kecil dan kurang terkenal, Parma, bermaksud merekrut striker dengan nama sebesar Mario balotelli. Yah, walaupun penampilan Super Mario tidak lagi segarang dulu, namun penyerang timnas Italia ini tetap saja 'terlalu besar' untuk ukuran klub yang didera krisis keuangan berkepanjangan.

Tapi tidak untuk sekarang.

Di bawah kepemilikan presiden baru asal Albania, Ermir Kodra, Parma seperti mendapat angin untuk keluar dari krisis. Ermir Kodra yang baru berumur 29 tahun, menjadi presiden paling muda di liga Seri A Italia. Santer dikabarkan ia adalah tangan kanan taipan minyak Albania, Rezart Taci.

Kucuran dana segar ini membuat Parma bisa bergerak di bursa transfer Januari. Ermir Korda bersama Pietro Leonardi, mantan Direktur Teknik yang kini menjabat sebagai CEO dan General Manager, Parma langsung berusaha melakukan perubahan.

Rekrutan pertama tentu saja pemain timnas Albania, Andi Lila. Gelandang tengah itu bahkan langsung diturunkan ketika Parma menjamu Cagliari di Coppa Italia, dengan mengenakan nomer punggung 3. Namun sayang debut pemain 28 tersebut gagal total karena cidera dan harus ditarik keluar di awal babak pertama.

Parma tidak berhenti. Pemain-pemain terkenal mulai didatangkan. Nama-nama seperti Antonio Nocerino, Cristian Rodriguez dan Silvestre Varela resmi diperkenalkan ke publik Emilia sebagai rekrutan baru. Meski statusnya baru sebatas pemain pinjaman, namun merekrut pemain yang bermain di tim nasional negaranya adalah salah satu langkah maju yang patut diapresiasi.

Parma juga masih mengincar penyerang yang diharapkan mampu mempertajam lini depan, yang memang tumpul. Barisan penyerang Parma baru mencatat 18 gol, dari 19 pertandingan musim ini. Jumlah yang cukup menyedihkan karena berarti rata-rata gol per pertandingan kurang dari satu.

Maka deretan penyerang mulai diincar Parma. Sergio Floccari, Giampaolo Pazzini, Pablo Osvaldo, hingga usaha memulangkan mantan-mantan pemain seperti Fabio Borini, Alberto Gilardino, dan Sebastian Giovinco. Namun usaha tersebut nampaknya belum berhasil. Termasuk yang terbaru adalah usaha mendatangkan striker nyentrik, Mario Balotelli dari Liverpoll.


Apapun itu, Parma memang terlihat bersungguh-sungguh berusaha memperbaiki tim. Tujuannya jelas yaitu segera beranjak dari dasar klasemen dan Salvezza yaitu bertahan di Seri A musim depan. Rekrutan pemain-pemain baru dan pergerakan di bursa transfer Januari menunjukkan keseriusan tersebut. Kita lihat saja siapa lagi yang akan diboyong ke Ennio Tardini di sisa waktu sebelum bursa transfer ditutup pada 2 Februari.

Sekarang kita bisa berharap banyak kepada para pemilik baru bahwa mereka mampu menyelamatkan tim ini dari degradasi. Dan harapan yang lebih tinggi lagi bahwa Parma akan kembali pada masa kejayaannya di era 90an.

Ahh,, Presiden baru memang selalu memberikan harapan baru.
Our New Hope..

Minggu, 21 Desember 2014

Hujan di Bulan Desember

kaliegladwin.com
Seorang teman mengajarkan saya do'a memohon hujan reda. Teman saya Anita yang memang lulusan pesantren ini mengajarkan saya do'a memohon hujan reda, kira-kira sebulan lalu ketika kami mau jalan-jalan ke Tawangmangu. Beberapa saat sebelum berangkat, tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Kan gak enak banget kalau ke gunung hujan-hujan. Jadilah karena saya yang paling tua yang paling berpengalaman di situ, saya bertugas melafalkan bacaan do'a anti-hujan tersebut.

Dengan setengah percaya setengah enggak, saya nurut saja baca do'a anti-hujan.

Ajaib. Selang berapa lama kemudian, hujan pun berangsur-angsur reda. Sebenarnya saya dan teman-teman lain kurang yakin, hujan reda ini karena kekuatan do'a, apa karena memang kita sudah menunggu cukup lama. Karena memang bacaan do'anya lumayan panjang juga. :D
Apapun itu, akhirnya kami bisa berangkat jalan-jalan  ke Tawangmangu.

.....

Hari Minggu, 7 Desember 2014

Saya berangkat naik sepeda motor dari Bekasi, bermaksud menghadiri acara akad dan resepsi pernikahan Tya dan Mas Agoes di daerah Mampang, Jakarta Selatan. Langit mendung cukup gelap siang itu. Dan tetes-tetes air hujan sudah mulai turun. Walaupun membawa jas hujan, tapi perjalanan menembus hujan sepanjang kurang lebih 30 kilometer, tentu tidak mengenakkan. Apalagi saya mau datang ke kondangan.

Tiba-tiba saya teringat do'a anti-hujan...

Akhirnya saya melafalkan do'a tersebut hampir selama perjalanan. Dan hujan pun urung turun. Saya bisa datang kondangan dengan nyaman. :)

Walaupun begitu, saya sadar berdo'a memohon tidak turun hujan adalah pilihan yang kurang bijak. Karena sesungguhnya hujan adalah berkah. Dan siapa tahu banyak orang yang memang merindukan hujan, kita tidak tahu.
Maka ketika berdo'a saya memohon "Ya Allah,, hujannya boleh di tempat lain saja. Saya jangan kehujanan"

Dan saya pun tidak kehujanan selama seminggu penuh setelah itu.

Saya malah bingung. Bagaimana tidak, padahal sedang musim hujan, setiap hari hujan, tapi saya tidak sekalipun kehujanan. Pas saya di Jakarta, Bekasi hujan. Pas saya pulang ke Bekasi, gantian Jakarta yang hujan, di Bekasi cuma mendung-mendung gerimis. Pas Bekasi hujan lagi, saya sudah di dalam bus dalam perjalanan pulang ke Solo. Tiba-tiba saya merindukan hujan...

.....

Sabtu, 13 Desember 2014

Saya sudah kembali ke Solo. Akhir pekan ini ada acara makrab Fiesta di Tawangmangu. Semacam acara pengakraban dengan anggota baru Radio Fiesta. Di tengah acara yang sedang seru, tiba-tiba hujan  turun dengan lebatnya. Semua peserta berlarian masuk ke dalam villa dengan nada kecewa. Kecuali saya :D 

Setelah puas menikmati hujan, saya menyusul masuk ke dalam villa dan menemui Anita. Saya bilang bahwa gara-gara do'a yang diajarkannya, hampir saja tidak ada air hujan yang mau membasahi tubuh saya.  Kekuatan do'a memang luar biasa, tapi hendaknya digunakan dengan sebaik-baiknya. hehe

*Pesan Moral: kalau kehujanan pas berangkat kondangan, berdo'a saja biar bisa segera beli mobil :))


Ditulis saat hujan deras membahasi terminal bus Leuwi Panjang,
Bandung, 19 Desember 2014